CaeLeaCeaR

~Cerita bahagia saat kita bersama dan duka saat kita berpisah~

Kamis, 20 Juni 2013

Sebuah Tali yang Terputus


-SEBUAH TALI YANG TERPUTUS-

Jauh disebuah kota yang tidak pernah kita ketahui, terdapat sebuah kota bernama Pfalzgraf. Disanalah tempat Vellen Quietshct dan Keine Ausgezeichnet tinggal. Dua orang sahabat yang sudah berteman sejak kecil.
Di kota tersebut terdapat taman indah yang bernama Zweite Kwint. Saat mereka masih kecil, mereka sering sekali mengunjungi tempat itu.
Sekarang mereka sudah berusia 14 tahun. Sudah saatnya mereka untuk mengurangi waktu bermain dan harus lebih banyak belajar. Biasanya sepulang sekolah, Vellen dan Keine selalu menyempatkan diri datang ke sana. Ketika Keine sedang memandangi langit biru yang luas, Vellen mendekatinya, “Aku menyukai Darf” katanya singkat. Keine hanya tersenyum sambil terus memandang langit biru yang membentang. “Dia anak yang baik, kurasa akan cocok untukmu,” jawab Keine sambil memandang Vellen. “Rahasiamu aman jika bersamaku,” sambungnya lagi. Kata-kata itu Vellen balas dengan senyuman pertanda dia tahu hal itu.
Beberapa hari kemudian, Vellen melihat Keine mulai mendekati Darf. Vellen merasa bahwa Keine telah mengkhianatinya, tetapi entah kenapa dia tidak dapat membenci Keine. Keine yang jadi sangat dekat dengan Darf, membuat Vellen merasa cemburu. Teman-teman yang kurang menyukai Keine pun mulai mendekati Vellen untuk mempengaruhinya, tetapi Vellen bukan orang yang suka mengkhianati teman, apapun kejahatan temannya Vellen akan selalu bersamanya.
Ketika pulang sekolah Vellen mendekati Keine dengan wajah kesal. “Apa Keine menyukai Darf?” tanya Vellen dingin. Keine tersenyum dan menggenggam tangannya. “Seorang sahabat tidak akan pernah mengkhianati sahabatnya,” kata Keine dengan wajah yakin. Vellen percaya akan hal itu dan akan selalu percaya. Kemudian Vellen mengajak Keine ke rumahnya untuk mengerjakan PR bersama, tetapi Keine tidak bisa datang karena ada sesuatu yang harus dia lakukan. Vellen menganguk dan tersenyum.
Esok harinya, Vellen disuruh ibunya membeli sesuatu di toko. Ketika akan pulang, Vellen kaget melihat Keine bersama Darf di sebuah cafe. Mereka mengobrol seperti sahabat yang sudah lama tidak berjumpa. “Padahal aku sangat mempercayaimu, Keine!?” katanya sambil berbisik, kemudian lari menuju rumah.
Esoknya, Vellen bertanya kepada Keine. “Bukankah ada yang harus kamu lakukan kemarin? Lalu mengapa kamu menemui Darf?” tanya Vellen dingin. “Kalian terlihat sangat akrab!” lanjutnya sinis. Keine kaget mendengar penjelasan Vellen. “Akan kuberitahu kamu besok!” jawabnya singkat, tanda tidak ingin memperpanjang masalah.
Esok harinya saat akan berangkat sekolah, Vellen kaget karena Keine telah menunggunya di depan rumah. “Ini untukmu!” kata Keine sambil menyerahkan sebuah surat kepada Vellen. “Aku yakin kamu akan menyukainya,” kata Keine sambil tersenyum dan pergi berlalu, tetapi Vellen hanya meremuk surat itu dan memasukkannya kedalam kantung.
Saat tiba di sekolah dia dikagetkan dengan berita yang sangat menyedihkan. Keine mengalami kecelakaan hebat dan pergi ke tempat yang tidak akan mungkin Vellen gapai. Keine kehilangan banyak darah dan tidak dapat bertahan. Vellen merasa dirinya tidak berguna karena tidak bisa menjaga sahabatnya sendiri.
Vellen yang shock akan kejadian itu merasa lebih baik jika dirinya juga ikut mati. Dia pun mencoba melompat dari jembatan penyeberangan, tetapi hati dan pikirannya merasa takut. Kemudian Vellen ingat akan surat yang diberikan oleh Keine. Dia membuka surat beramplop pink itu dengan tangan bergetar, kemudian membacanya. Setelah membaca surat itu, air mata mulai menetes dari pelupuk matanya.
Di surat tertulis tanda maaf Keine karena dia telah mendekati Darf, tetapi sebenarnya Keine hanya ingin tahu apakah instingnya yang mengatakan bahwa Darf juga menyukai Vellen itu benar? Dan akhirnya dia mendapat jawabannya sehari sebelum kepergiannya dan ingin memberitahu kabar baik itu kepada Vellen secepat mungkin, tetapi sayang takdir berkata lain. Vellen menyesal telah berprasangka buruk kepadanya. Dia juga sangat menyesal akan ketidaktahuannya tentang niat baik Keine.
Vellen tidak akan pernah melupakan Keine, sahabat setianya. Tali persahabatan yang telah dirajut sejak kecil, kini telah putus saat Keine pergi, tetapi tali itu akan terus abadi, di dalam hati Vellen untuk selamanya. (Tamat).

*cerita ini hanya fiksi, kesamaan cerita atau tokoh hanya kebetulan semata

Lupa kapan cerpen ini dibuat yang jelas ide ini dari komik yang kubaca, bukan pure ideku :)
Enjoy!


Regards,
Kya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar